KEGELAPAN āMOVE ONā KECAHAYAANDefinisi Kontrol SosialSuatu proses baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma ā norma social Soejono Soekanto, 1981 57. Control social diperlukan dalam masyarakat karena tidak semua anggota dari suatu masyarakat akan patuh dan taat terhadap berbagi norma yang berlaku disuatu tempat. Untuk itu diperlukan suatu pengontrol dalam suatu masyarakat. Kontrol Sosial memiliki dua bentuk yaitu secara persuasive dan koersif. Dikatakan secara persuasif apabila pengendalian kepada masyarakat dilakukan dengan cara membimbing atau mengarahkan masyarakatuntuk mematuhi norma-norma social yang berlaku. Sedangkan yang di sebut sebagai pengenndalian secara koersif yaitu dilakukan dengan cara kekerasan atau ancaman dengan menggunakan kekuatan secara fisik. Sebenarnya pengendalian social dapat dilakukan melalui cara formal maupun informal. Controlsocialsecara informal dilakukan dengan mendasarkan diri terhadap aturan-aturan tidak tertulis dan tidak ada lembaga formal yang diberi tugas untuk melakukannya . misalnya seperti mengolok-olok, dan mengucilkan. Sedangkan pengendalian social secara formal dilakukan melalui sustu lembaga yang bersifat formal seperti polisi, kejaksaan, pengadilan, dan didasarkan pada aturan-aturan tertulis. Pada masyarakat dengan jumlah warga yang tergolong relatif rendah dan masih mengenal antara satu dengan lainnya dapat melakukan pengendalian social dengan cara langsung tanpa melalui suatu lembaga tertentu. Sarana yang dapat digunakan untuk control social yaitu dapat berupa sanksi dan melalui pemberian penghargaan. Bentuk-bentuk Kontrol SosialPengendalian sosial kontrolsosial bisa dipahami dalam berbagai dimensi antara lain berdasarkan sifatnya preventif dan represif, cara pelaksanaannya persuasif dan koersif, dan jumlah perilaku serta sasaran yang ditinjau individu dan kelompok. Dilihat dari dimensi sifatnyaUpaya Preventif upaya pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan sosial, yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran sosial. Contoh melalui proses sosialisasi tentang ajakan untuk menciptakan pemilu yang damai. Upaya Represif upaya pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran sosial, yang dilakukan untuk mengembalikan kedamaian dan ketertiban masyarakat seperti semula. Contoh penjatuhan hukuman penjara terhadap pidana korupsi. Dilihat dari dimensi cara pelaksanaannya Cara Persuasif upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Contoh seorang guru menasihati siswanya yang membolos sekolah. Cara Koersif upaya pengendalian yang dilakukan dengan melakukan tindakan yang sifatnya memaksa masyarakat agar bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Contoh penggusuran PKL Pedagang Kaki Lima oleh petugas ketertiban dapat dibilang Satpol Pamong Praja PP. Dilihat dari dimensi pelaku dan sasarannya Pengendalian sosial yang dilakukan individu terhadap individu lain. Contoh seorang guru memperingatkan seorang siswa yang membolos sekolah. Pengendalian sosial yang dilakukan individu terhadap kelompok. Contoh seorang polisi yang memperingatkan sekelompok remaja yang melanggar lalu lintas, Pengendalian sosial yang dilakukan kelompok terhadap individu. Contoh beberapa orang polisi yang memperingatkan seorang remaja yang mengendarai mobil melebihi batas kecepatan. Pengendalian sosial yang dilakukan kelompok terhadap kelompok lain. Contoh penyuluhan yang dilakukan sekelompok relawan kepada para siswa agar menghindari pemakaian narkoba. Sarana Kontrol Sosial Sanksi punishment Sanksi ditujukan untuk menekan warga masyarakat dengan pemberian pembebanan penderitaan bagi siapa saja yang melanggar norma yang berlaku. Macam-macam sanksi Sanksi ekonomi, yaitu pembebanan penderitaan ekonomi. Seperti denda, ganti Fisik, yaitu pembebanan penderitaan fisik. Seperti dipukul, dicambuk, Psikologis, yaitu pembebanan penderitaan kejiwaan. Seperti dicemooh, diejek, dipermalukan di depan yang Ditanggung Bagi Pelanggar Kontrol Sosial Adapun sanksi yang akan ditanggung atau diperoleh bagi para pelanggar kontrol sosial adalah sebagai berikut Mendapatkan sanksi berupa hukuman pidana, apabila pelanggaran yang dilakukan tersebut melanggar hukum yang tertulis yang ada di Indonesia. Misal Pembunuhan berencana melanggar pasal 351 KUHP. Mendapatkan sanksi berupa digosipkan/pengucilan di kalangan masyarakat sekitar, apabila pelanggaran tersebut melanggar norma dan nilai dalam masyarakat. Misal Seorang wanita bekerja di club malam yang setiap harinya selalu pulang di pagi hari. Maka dengan adanya hal itu, masyarakat sekitar menilai bahwa wanita tersebut dapat dikategorikan sebagai wanita nakal. Agen Kontrol SosialDi dalam masyarakat, terdapat lembaga sosial yang berperan penting dalam melaksanakan pengendalian sosial kontrol sosial, diantara lembaga tersebut adalah 1. Aparat KepolisianPihak yang paling utama yang mempunyai mandat sebagai penegak hukum dan bertugas untuk mengatur ketertiban, keamanan, dan keselamatan masyarakat di berbagai tempat dan waktu. 2. PeradilanLembaga peradilan berfungsi memberikan putusan hukum kepada warga masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku. 3. Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat yaitu individu-individu yang dianggap mempunyai pengaruh atau wibawa tertentu oleh warga masyarakat lain. Orang tersebut biasanya disegani dan dihormati. Dia diharapkan mampu mencegah terjadinya berbagai perilaku menyimpang di masyarakat. 4. Adat IstiadatAdat istiadat merupakan tindakan sosial yang ada di masyarakat yang masih memegang teguh tradisi. Warga masyarakat yang melanggar adat/tradisi akan dikenakan sanksi,sanksi tersebut bisa pengucilan dari warga masyarakat sekitar. Pengertian Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang menurut Soerjono Soekanto adalah penyimpangan terhadap kaidah-kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat. Perilaku menyimpang atau yang sering disebut dengan penyimpangan sosial menurut wikipedia adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau nilai kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan agama secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Secara sederhana kita dapat mengatakan seseorang melakukan perilaku menyimpang apabila dia melakukan suatu tindakan yang menurut anggapan sebagian besar masyarakat tempat dia berada tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai-nilai, atau norma sosial yang berlaku didalamnya. Tindakan penyimpangan sosial pada dasarnya tidak selamanya berupa tindak kejahatan besar, seperti berzina, membunuh, menganiaya, ataupun sejenisnya. Akan tetapi tindakan penyimpangan sosial juga dapat berupa pelanggaran kecil, seperti perkelahian antar teman sebaya, makan dengan tangan kiri, berpacaran hingga larut malam, dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk Perilaku MenyimpangPerilaku menyimpang dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria atau sudut pandang. a. Berdasarkan Sifatnya 1. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Contoh Emansipasi wanita yang melahirkan wanita karir. 2. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk. Contoh penggunaan Berdasarkan Jenisnya1. Penyimpangan primer primary deviation adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang, serta masih bisa dimaklumi dan si pelaku masih bisa di terima dalam masyarakat. Contoh karena sesuatu hal seseorang tidak bisa ikut serta dalam siskamling Penyimpangan sekunder secondary deviation adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Contoh orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk. c. Berdasarkan Bentuknya1. Perilaku menyimpang yang bukan merupakan kejahatan adalah suatu perilaku menyimpang yang tidak termasuk tindakan pidana. Contoh Orang tua yang masih suka bermain kelereng. 2. Perilaku menyimpang yang merupakan kejahatan crime adalahsuatu perilaku menyimpang yang dikenakan sanksi pidana. Contoh Pencurian, pembunuhan. 3. Kenakalan Remaja Jouvenile Delequency adalah perilaku menyimpang yang umumnya dilakukan oleh remaja. Contoh Perkelahian antar remaja. d. Berdasarkan Pelakunya1. Penyimpangan Individual Individual Deviation adalah penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Contoh seorang anak yang ingin menguasai warisan orang tuanya. Ia mengabaikan saudaranya yang lain. Ia menolak norma-norma tentang pembagian warisan menurut adat masyarakat maupun menurut norma agama. Ia menjual semua peninggalan harta orang tuanya untuk kepentingan diri yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dibedakan atas a Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik. b Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya. d Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain. e Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela. 2. Penyimpangan Kelompok Group Deviation adalah tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya, namun bertentangan dengan norma yang berlaku. Contoh sekelompok orang yang menyelundupkan serta menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang Perilaku MenyimpangSecara umum, perilaku yang digolongkan sebagai penyimpangan sosial antara lain adalah 1. Tindakan yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat atau lingkungan sekitar tempat kita berada. Misalnya membolos ketika jam-jam sekolah atau kuliah, merokok di area dilarang merokok, memakai sandal butut ke kampus atau ke tempat formal lainnya, membuang sampah di tempat yang tidak semestinya, dan lain Tindakan yang antisosial atau asosiatif, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Contohnya adalah tidak mau berteman, menarik diri dari pergaulan, melakukan penyimpangan seksual seperti menjadi seorang homoseksual dan lesbian, dan lain sebagainya. 3. Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang secara nyata telah melanggar aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orag lain. Contoh yang sering terjadi adalah perampokan, perkosaan, korupsi, penculikan, pembunuhan dan berbagai tindak kejahatan lainnya, baik yang tercatat di kepolisian maupun yang tidak karena tidak dilaporan oleh masyarakat, tetapi nyata-nyata mengancam ketentraman Perilaku MenyimpangMenurut Wilnes dalam bukunya yang berjudul Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan atau kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikutFaktor subjektif adalah faktor yang berasal dariseseorang itu sendiri merupakan sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar lingkungan. Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi. Beberapa penyebab terjadinya perilaku menyimpang Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan yang ada di masyarakat. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak broken home. Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Misalnya karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani atau nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan terjadinya perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapaisuatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku Perilaku Menyimpang Teori Pergaulan Berbeda Differential Association Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut teori ini, suatu penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang terlebih dulu. Penyimpangan type ini diperoleh melalui proses alih budaya cultural transmission. Contoh perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah. Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang. Teori LabellingTeori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert. Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer primary deviation. Contoh pencuri, penipu, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder secondary deviation. Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung. Teori AnomieTeori ini dikemukakan oleh Robert Merton. Menurut teori ini, bahwa perilaku menyimpang adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya berprilaku menyimpang. Teori KonflikTeori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx. Para penganut teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka. Teori SosialisasiTeori ini dikembangkan oleh Edwin H Sutherland. Teori ini berasumsi bahwa perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap dan tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang. Teori Disorganisasi Sosial Teori yang didasarkan pada karya William I. Thomas dan Florian Znaniecki, bahwa teori Disorganisasi sosial berasumsi perilaku menyimpang terjadi karena dalam masyarakat itu terdapat organisasi sosial atau tatanan sosial yang tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Dengan demikian disorganisasi sosial adalah kekacauan Kasus Kontrol Sosial dan Perilaku Menyimpang di MasyarakatTindakan Kriminal penyimpangan sosial- Mantan Nara Pidana - Pukul WIB-Minggu, 18 Maret 2018Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan terhadap responden yang dulunya telah terjerat hal negative penyimpangan sosial yakni tindakan kriminal perampokan dan pembunuhan di masyarakat pada usia 13 tahun sekitar tahun 1982, yang melatarbelakanginya yaitu adanya perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya. Kami menyimpulkan bahwa responden tergolong dalam penyimpangan sosial yang berbentuk tindakan kriminal atau perilaku kejahatan crime yaitu tindakan yang telah melanggar aturan hukum tertulis dan mengancam keselamatan orang lain yang dikenakan sanksi pidana dengan upaya kontrol sosial cara represif dan dimensi cara pelaksanaannya secara persuasif, represif artinya upaya pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran sosial yang dilakukan untuk mengembalikan kedamaian dan ketertiban masyarakat seperti semula, sedangkan persuasif artinya upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku dan dimensi pelaku dan sasarannya adalah pengendalian sosial yang dilakukan kelompok terhadap individu. Yang bertindak atau berperan penting sebagai pengendalian sosial kontrol sosial yang sesuai dengan responden ke-1, diantaranya aparat kepolisian, peradilan, tokoh keluarga istri. Adanya kesesuaian dalam Teori Konflik yang dikemukakan oleh Karl Marx. Menurut teori ini, bahwa kejahatan disebabkan oleh konflik perselingkungan yang dilakukan oleh istrinya. Sehingga responden bertindak kejahatan kriminal untuk melampiaskan kemarahannya. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa aparat kepolisian dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka DAFTAR PUSTAKANarwoko,J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan edisi keempat. Jakarta Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru Keempat. Jakarta Rajawali Bambang Suteng. 2006. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta dkk. 2007. Sosiologi Untuk SMA kelas X Semester 2. Malang Gramedia Indotamatersebutsebelum manusia tersebut memutuskan sebuah tindakan yang dilakukan-nya. Karena pada dasarnya tindakan manusia tidak bersifat universal namun setiap tindakan memilki arti dan makna tertentu dari pelaku tindakan-tindakan itu secara implisit. Perilaku/tindakan menyimpang menjadi salah satu objek kajian dari studi sosiologi. Penyimpangan Sosial Jenis, Contoh, Bentuk, Teori, Ciri Dan Solusinya ā Salam jumpa! Kita bertemu kembali dengan mata pelajaran Sosiologi. Bagaimana keadaan Anda? Baik-baik saja bukan? Semoga Anda selalu dalam keadaan sehat walafiat! Dengan demikian Anda bisa mulai belajar. Pernahkah Anda sadari dalam kehidupan ini pasti kita pernah berkawan atau berteman? Dengan kata lain kita mesti bermasyarakat? Dalam mata pelajaran Sosiologi ini kita akan mendapatkan pengetahuan untuk berkawan dengan baik dan menjadi anggota masyarakat yang menyadari akan kewajiban, hak, status dan peranan yang kita miliki. Dalam bermasyarakat kita sering menemukan suatu keadaan atau kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang mulai tidak patuh pada aturan, tata tertib dan mengabaikan nilai dan norma. Itulah suatu keadaan atau kondisi yang disebut dengan istilah Penyimpangan Sosial. Sebagai warga masyarakat sudah selayaknya kalau kita punya niat untuk tidak berbuat hal seperti itu dan mau berusaha untuk turun tangan mengatasinya. Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial merupakan bentuk perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Bruce J. Cohen, ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan bukan baik atau buruk, benar atau salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Perilaku menyimpang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat. Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan deviation adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri conformity terhadap kehendak masyarakat. Definisi penyimpangan sosial James W. Van Der Zanden Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Robert M. Z. Lawang Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang. Secara umum, Perilaku menyimpang merupakan semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut. Penyimpangan dalam suatu masyarakat tidak berarti ialah suatu penyimpangan dalam masyarakat lain karena adanya perbedaan standar atau ukuran tentang nilai dan norma. Bentuk Penyimpangan Sosial Penyimpangan Individu yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh Individu yang berlawanan dengan Norma. Penyimpangan ini biasanya dilakukan di lingkungan keluarga. Misalnya sesorang mencuri dilakukan sendiri. Penyimpangan kelompok yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh kelompok yang melakukan penyimpangan adalah kelompok pengedar narkotika, sindikat penjahat atau mafia, pemberontak. Penyimpangan bersifat positif Penyimpangan ini terarah pada nilai sosial yang berlaku dan dianggap ideal dalam masyarakat dan mempunyai dampak yang bersifat positif. Cara yang dilakukan seolah-olah menyimpang dari norma padahal tidak. Contohnya adalah Bermunculan Wanita karier yang sejalan dengan emansipasi wanita, biro jodoh. Penyimpangan bersifat negatif Penyimpangan ini berwujud dalam tindakan yang mengarah pada nilai-nolai sosial yang dipandang rendah dan dianggap tercela dalam masayarakat. Contohnya pemerkosaan, pencurian, pembunuhan, perjudian dan pemakaian narkotika. Penyimpangan Primer merupakan penyimpangan sosial yang bersifat sementara dan biasanya tidak diulangi lagi. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini masih diterima di masyarakat. Contoh orang yang melanggar lalu lintas dengan tidak membawa SIM dan perbuatannya itu tidak diulangi lagi, Orang yang belum membayar pajak. Penyimpangan Sekunder merupakan penyimpangan sosial yang nyata dan dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan menunjukkan ciri khas suatu kelompok. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini biasanya tidak akan diterima lagi di masyarakat. Contoh Pemabuk yang seringa mabuk-mabukan dipasar, di diskotik dll. untuk lebih memperjelas pengertian Anda tentang Penyimpangan Sosial, amatilah gambar berikut ini Dari gambar no. 1 s/d no. 5 diatas coba Anda jawab di kertas jawaban tersendiri, mengapa termasuk sebagai perilaku menyimpang. Diskusikan jawaban Anda dengan teman-temanmu! Teori penyimpangan sosial Teori Differential Association. Menurut pandangan teori ini, penyimpangan sosial bersumber pada pergaulan yang berbeda yang terjadi melalui proses alih budaya. Teori Labeling. Menurut teori ini seseorang menjadi menyimpang karena proses Labeling, penberian julukan, cap, etiket dan merek yang diberikan masyarakat secara menyimpang sehingga menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan sosial. Teori Merton. Teori penyimpangan ini bersumber dari struktur sosial. Menurut Merton terjadinya perilaku menyimpang itu sebagai bentuk adabtasi terhadap situasi tertentu. Teori Fungsi Durkheim. Bahwa kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Menurut Durkheim kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang secara formal. Teori konflik. Karl Mark, mengemukakan bahwa kejahatan erat terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurtu teori ini apa yang merupakan perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka. Dengan demikian, peradilan pidana pun lebih memihak pada kepentingan mereka. Oleh sebab itu, orang yang dianggap melakukan kejahatan dan terkena hukuman pidana umumnya berasal dari kalangan rakyat miskin. Penyebab penyimpangan Sosial Latar Belakang/sebab-sebab terjadinya penyimpangan Sosial Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam hal komunikasi ketika bersosialisasi. Artinya individu tersebut tidak mampu mendalami norma- norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan juga dapat terjadi apabila seseorang sejak masih kecil mengamati bahkan meniru perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi dan faktor agama. Contoh karena kekurangan biaya seorang pelajar mencuri dan seseorang yang tidak memiliki dasar agama hidupnya tanpa arah dan tujuan. Faktor Penyimpangan Sosial Menurut James W. Van Der Zanden Faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai berikut Longgar/tidaknya nilai dan norma. Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Norma dan nilai sosial masyarakat yang satu berbeda dengan norma dan nilai sosial masyarakat yang lain. Misalnya kumpul kebo di Indonesia dianggap penyimpangan, di masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan wajar. Sosialisasi yang tidak sempurna. Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh di masyarakat seorang pemimpin idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman, menjadi teladan namun kadangkala terjadi pemimpin justru memberi contoh yang salah, seperti melakukan KKN. Karena masyarakat mentolerir tindakan tersebut maka terjadilah tindak perilaku menyimpang. Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang. Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan/ pada umumnya. Contoh Masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh, masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, karena umumnya mereka sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan hidup yang pokok makan, sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang sampah sembarangan dsb. Hal itu oleh masyarakat umum dianggap perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor-faktor Biologis Misalnya orang yang lahir sebagai pencopet atau pembangkang. Ia membuat penjelasan mengenai āsi penjahat yang sejak lahirā. Berdasarkan ciri-ciri tertentu orang bisa diidentifikasi menjadi penjahat atau tidak. Ciri- ciri fisik tersebut antara lain bentuk muka, kedua alis yang menyambung menjadi satu dan sebagainya. Psikologis Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian retak atau kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan. Dapat juga karena pengalaman traumatis yang dialami seseorang. Sosiologis Menjelaskan sebab terjadinya perilaku menyimpang ada kaitannya dengan sosialisasi yang kurang tepat. Individu tidak dapat menyerap norma-norma kultural budayanya atau individu yang menyimpang harus belajar bagaimana melakukan penyimpangan. Penyimpangan Individual Individual Deviation Penyimpangan individual merupakan penvimpangan yang dilakukan oleh seseorang yang berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu kebudavaan yang telah mapan. Penyimpangan ini disebabkan oleh kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku yang jahat/tindak kriminalitas. Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dapat dibagi menjadi beberapa hal, antara lain Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik, penyimpangannya disebut pembandel. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang. Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar. Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat. Apakah Anda pernah melakukan penyimpangan individual? Semoga tidak! Namun kadang kala karena kekhilafan kita sebagai manusia biasa penyimpangan individual itu pernah kita lakukan. Bagaimana kalau hal itu terjadi? Tentu Anda akan minta maaf pada lingkungan Anda dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali perbuatan itu, bukan? Marilah kita lanjutkan kembali belajarnya! Kategori Penyimpangan Individual Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain Penyalahgunaan narkoba Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Contoh pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain Narkotika candu, ganja, putau Psikotropika ectassy, magadon, amphetamin Proses sosialisasi yang tidak sempurna. Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tidak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya. Pelacuran Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk dapat melakukan perbuatan sexual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak seimbang. Contoh seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah ekonomi, keluarga dsb. Penvimpangan seksual Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Beberapa jenis penyimpangan seksual Lesbianisme dan Homosexual Sodomi Transvestitisme Sadisme Pedophilia Perzinahan Kumpul kebo Tindak kejahatan/kriminal Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk ke dalam tindak kriminal antara lain pencurian, penipuan, penganiayaan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan. Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb. Bagaimana, apakah Anda telah paham seluruh kategori penyimpangan individual? Semoga. Namun bila ada yang sulit catatlah hal-hal yang belum Anda pahami tersebut sebagai bahan diskusi atau pertanyaan pada saat tatap muka. Dengan demikian kita bisa melanjutkan belajarnya dengan bahasan penyimpangan kolektif berikut ini Penyimpangan Kolektif Group Deviation Penyimpangan kolektif yaitu penyimpangan yang dilakukan secara bersama- sama atau secara berkelompok. Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara bersama-sama kolektif. Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman. Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya. Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain Kenakalan remaja Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar dsb. Tawuran/perkelahian pelajar Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan. Penyimpangan kebudayaan Karena ketidakmampuan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadian masing-masing individu dalam kelompok maka dapat terjadi pelanggaran terhadap norma-norma budayanya. Contoh tradisi yang mewajibkan mas kawin yang tinggi dalam masyarakat tradisional banyak ditentang karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Dampak Penyimpangan Sosial Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Sendiri/ Individu Seseorang yang melakukan tindak penyimpangan oleh masyarakat akan dicap sebagai penyimpang devian. Sebagai tolok ukur menyim- pang atau tidaknya suatu perilaku ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat akan dianggap sebagai penyimpangan dan harus ditolak. Akibat tidak diterimanya/ditolak perilaku individu yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, maka berdampaklah bagi si individu tersebut hal-hal sebagai berikut Terkucil Umumnya dialami oleh pelaku penyimpangan individual, antara lain pelaku penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, tindak kejahatan/kriminal. Pengucilan kepada pelaku penyimpangan dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan supaya pelaku penyimpangan menyadari kesalahannya dan tindak penyimpangannya tidak menulari anggota masyarakat yang lain. Pengucilan dalam berbagai bidang, antara lain hukum, adat/budaya dan agama. Pengucilan secara hukum, melalui penjara, kurungan, dsb. Pengucilan melalui agama, pada agama tertentu contohnya Katolik ada hak-hak tertentu yang tidak boleh diterima oleh si pelaku penyimpangan, misalnya tidak boleh menerima sakramen tertentu bilamana seseorang melakukan tindakan penyimpangan berdosa. Terganggunva perkembangan jiwa Secara umum pelaku penyimpangan sosial akan tertekan secara psikologis karena ditolak oleh masyarakat. Baik penyimpangan ringan maupun penyimpangan berat akan berdampak pada terganggunya perkembangan mental atau jiwanya, terlebih-lebih pada penyimpangan yang memang diakibatkan dan yang mempunyai sasaran pada jaringan otaknya, misalnya pada pelaku penyalahgunaan narkoba dan kelainan seksual. Rasa bersalah Sebagai manusia yang merupakan mahluk yang berakal budi, mustahil seorang pelaku tindak penyimpangan tidak pernah merasa malu, merasa bersalah bahkan merasa menyesal telah melanggar nilai-nilai dan norma masyarakatnya. Sekecil apapun rasa bersalah itu pasti akan muncul karena tindak penyimpangan tersebut telah merugikan orang lain, hilangnya harta benda bahkan nyawa. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Masyarakat/kelompok Seorang pelaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan temanā. Lama- kelamaan berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok, akhirnya bermuara kepada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap kelompok/masyarakat. Dampak apa saja yang muncul akibat adanya tindak penyimpangan terhadap kelompok masyarakat? Marilah kita bahas Kriminalitas Tindak kejahatan, tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat. Contoh seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat, sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk kelompok penjahatā, sehingga dalam masyarakat muncullah kriminalitas-kriminalitas baru. Teraanaaunva keseimbangan sosial Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu merupakan penyimpangan melalui struktur sosial. Karena masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan berdampak terhadap masyarakat yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya. Contoh pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk dsb. Pudarnya nilai dan norma Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sangsi yang tegas dan jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya. Contoh karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang dianggap hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya lagi pada nilai dan norma di Indonesia. Solusi Cara Mengatasi Penyimpangan Sosial USAHA MENGANTISIPASI DAN MENGATASI PENYIMPANGAN SOSIAL Upaya-upaya Mengantisipasi Penyimpangan Sosial Antisipasi adala usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang melaui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan terjadi. Jadi sebelum tindak penyimpangan terjadi atau akan terjadi seseorang telah siap dengan berbagai perisaiā untuk menghadapinya. Upaya mengantisipasi tersebut melalui Penanaman nilai dan norma yang kuat Penanaman nilai dan norma pada seseorang individu melalui proses sosialisasi. Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut pembentukan konsep diri pengembangan keterampilan pengendalian diri pelatihan komunikasi pembiasaan aturan. Dengan melihat tujuan sosialisasi tersebut jelas ada penanaman nilai dan norma. Apabila tujuan sosialisasi tersebut terpenuhi pada seseorang individu dengan ideal, niscaya tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh si individu tersebut. Pelaksanaan Peraturan Yang Konsisten Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten justru akan dapat menimbulkan tindak penyimpangan. Apa yang dimaksud dengan konsisten? Konsisten adalah satu dan lainnya saling berhubungan dan tidak bertentangan atau apa yang disebut dengan ajeg. Berkepribadian Kuat dan Teguh Apa yang dimaksud dengan Kepribadian? Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian adalah Kebiasaan, sikap-sikap dan lain-lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Seseorang disebut berkepribadian, apabila seseorang tersebut siap memberi jawaban dan tanggapan positif atas suatu keadaan. Apabila seseorang berkepribadian teguh ia akan mempunyai sikap yang melatarbelakangi semua tindakannya. Dengan demikian ia akan mempunyai pola pikir, pola perilaku, pola interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya. Keluarga Merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya. Lingkungan Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermain. Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalm melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan2 yang baik maka keadaan ini akan mempengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial begitu sebaliknya. Media Media Massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apabila kamu ingin menonton acara di televisi pilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik. Sebelum kita menemui penyimpangan sosial terjadi dalam masyarakat, secara pribadi individu hendaklah sudah berupaya mengantisipasinya. Namun, apabila penyimpangan sosial terjadi juga, kita masing-masing berusaha untuk mengatasinya. Langkah-langkah apa yang dapat kita lakukan? Sanksi yang tegas Apa itu sanksi? Sanksi yaitu persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan adalah sanksi positif, sedangkan penolakan adalah sanksi negatif yang mencakup pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan dan hukuman. Sanksi diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya norma-norma. Pada pelaku penyimpangan sudah selayaknya mendapatkan sanksi yang tegas, yang berupa hukuman yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku demi pemulihan keadaan masyarakat untuk tertib dan teratur kembali. Penyuluhan ā penyuluhan Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat disampaikan kepada masyarakat penyadaran kembali pelaksanaan nilai, norma dan peraturan yang berlaku. Kepada pelaku penyimpangan sosial kesadaran kembali untuk berlaku sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku yang telah dilanggarnya, harus melalui penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan. Terlebih-lebih pada pelaku tindak kejahatan/ kriminal. Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian, pengadilan, Lembaga Permasyarakatan LP sangat diharapkan untuk mengadakan penyuluhan- penyuluhan tersebut. Rehabilitasi sosial Untuk mengembalikan peranan dan status pelaku penyimpangan ke dalam masyarakat kembali seperti keadaan sebelum penyimpangan terjadi, itulah yang dimaksud dengan Rehabilitasi. Panti-panti rehabilitasi sosial sangat dibutuhkan untuk pelaku penyimpangan tertentu, misalnya Panti Rehabilitasi Anak Nakal, Pecandu Narkoba, Wanita Tuna Susila dsb. Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial Dalam menghadapi baik sebelum maupun sesudah terjadinya penyimpangan sosial kita perlu bersikap. Sikap-sikap apa saja yang dapat kita perbuat? Tidak mudah terpengaruh Masih ingat dengan kepribadian? Asal kita punya kepribadian yang kuat dan teguh niscaya kita tidak mudah atau gampang terpengaruh pada hal-hal yang tidak baik atau menyimpang. Seandainya setiap insan/individu masing-masing mempunyai kepribadian yang matang, maka pengaruh buruk tidak akan bisa membuatnya berperilaku menyimpang, dunia ini akan damai, tenang dan tentram. Semoga! Berpikir positif Positive Thinking egala sesuatu yang kita pikirkan hendaknya mengenai hal-hal yang baik- baik saja positif. Dengan berpikir positif maka kita akan berperilaku dan berbuat hal yang positif pula. Penyimpangan sosial tidak akan muncul dari individu-individu yang berpikir positif positive thinking. Kepada pelaku tindak penyimpangan kita juga harus mampu menunjukkan sikap positive thinking, sehingga pelaku penyimpangan tersebut akan mampu dan mau meneladani kita, yang pada akhirnya dia akan tidak lagi berperilaku menyimpang. Menahan diri dari Arogansi dan Sikap Eksentrik Tanpa adanya kesombongan dan menonjolkan sifat unik/eksentrik kita, maka tindakan/pelaku penyimpangan tidak akan muncul. Kenapa? Karena apabila kita memiliki dua sikap tersebut akan menimbulkan tindakan penyimpangan serta pelaku penyimpang yang lain akan merasa dirinya tersaingi sehingga ia akan berbuat lagi penyimpangan demi penyimpangan. Pemahaman usaha mengantisipasi dan mengatasi penyimpangan sosial telah berakhir. Kami harap Anda sudah mengerti dan paham betul. Guna lebih memperdalam pemahaman Anda, marilah kita cari contoh-contoh konkritnya, dari masing-masing upaya mengantisipasi dan mengatasi penyimpangan sosial dari dalam tabel berikut ini sebelum Anda mengerjakan tugas-tugas. TABEL CONTOH DAN BENTUK PENYIMPANGAN DALAM MENGANTISIPASI DAN MENGATASI PENYIMPANGAN SOSIAL UPAYA HAL CONTOH NYATA BENTUK PENYIMPANGAN 1. Penanaman nilai dan norma a. dilarang merokok b. pendidikan seks c. pendidikan agama a. penyalahgunaan narkoba b. seks pra nikah c. tindak kejahatan/kriminal Mengantisipasi 2. Pelaksanaan peraturan yang a. aturan keluarga b. tata tertib sekolah a. kenakalan remaja, kriminal konsisten c. undana-undana yg berlaku mis, UU tahun 1976 b. kenakalan remaja, perkela- hian pelajar, bolos c. penyalahgunaan narkoba 3. Berkepribadian kuat dan teauh a. kebiasaan baik b. sikap terpuji c. mandiri a. kriminal, penyimpangan perilaku b. kenakalan remaja, tawuran c. mabuk-mabukan, phobia 1. Sanksi yang tegas a. dibuang dari adat/ keluarga b. dikeluarkan dari sekolah c. penjara/kurungan a. gaya hidup, sosialisasi tidak sempurna b. kenakalan remaja, tawuran c. kriminal Mengatasi 2. Penyuluhan- a. penyuluhan narkoba a. penyalahgunaan narkoba penyuluhan b. pembinaan di LP rutan c. diskusi kenakalan remaja b. kriminal c. kenakalan remaja, tawuran, mabuk-mabukan 3. Rehabilitasi sosial a. Parmadisiwi, RSKO b. Panti wanita nakal c. Panti rehabilitasi anak nakal a. penyalahgunaan narkoba b. pelacuran c. kenakalan remaja Ciri Penyimpangan Sosial Menurut Paul B. Horton penyimpangan sosial mmepunyai ciri-ciri nya yaitu sebagai berikut 1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan Perilaku dikatakan menyimpang atau tidak harus dapat dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya. 2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak Perilaku menyimpang tidak selamanya negatif, adakalanya penyimpangan dapat diterima masyarakat, misalnya wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan adalah penyimpangan sosial yang ditolak masyarakat. 3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak Semua orang pernah melakukan suatu penyimpangan sosial, tetapi pada batas-batas tertentu yang sifatnya relatif untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaannya hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Jadi secara umum, penyimpangan yang dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang sudah melakukan penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya. 4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal Budaya ideal merupakan segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi pada suatu kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut karena antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang sudah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar. 5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan Norma penghindaran ialah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang suatu nilai-nilai tata kelakukan secara norma-norma penghindaran adalah bentuk penyimpangan perilaku yang sifatnya setengah melembaga. 6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif menyesuaikan Penyimpangan sosial tidak selamanya menjadi ancaman karena kadang-kadang bisa dianggap sebagai alat pemikiran stabilitas sosial. Jenis Penyimpangan Sosial 1. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Kekerapananya Penyimpangan Sosial Primer yaitu penyimpangan yang sifatnya sementara temporer. Orang yang melakukannya masih tetap bisa diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak terus menerus melanggar aturan. Seperti biasanya melanggar rambu lalu lintas atau pernah meminum minuman keras di suatu pesta. Penyimapangan Sosial Sekunder yaitu penyimpangan sosial yang dilakukan oleh pelakunya secara terus menerus meskipun sudah diberikan sanksi-sanksi. Oleh sebab itu, setiap pelaku secara umum dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Seperti, seseorang yang setiap hari minum minuman keras, siswa SMA/MA yang terus menyontek teman kelasnya. 2. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Jumlah Orang Yang Terlibat Penyimpangan Individu yaitu suatu penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa dengan orang lain. Hanya satu individu saja yang melakukan belawanan dengan norma-norma yang berlaku. Penyimpangan Kelompok yaitu suatu penyimpangan yang terjadi bila individu perilaku menyimpang tersebut dilakukan secara bersama-sama di suatu kelompok tertentu. 3. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Sifatnya Penyimpangan Bersifat Negatif yaitu suatu penyimpangan sosial yang berwujud dari tindakan ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan tercela karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Penyimpangan Bersifat Positif yaitu suatu penyimpangan sosial yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena dianggap ideal dalam masyarakat. Contoh Penyimpangan Sosial Tindakan kriminal Kriminalitas yaitu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari masyarakat. Semakin hari semakin meningkat, baik dari segi kualitas ataupun dari segi kuantitasnya. Kriminalitas sebenarnya bukan semata-mata bawaan dari sejak lahir, melainkan dapat terjadi karena sifatnya kondisional. Kondisi yang mendorong seseorang melakukan tindakan kriminal yaitu sebagai berikut Keadaan ekonomi nya yang tidak teratur Karna tingginya angka pengangguran Karena timbulnya kecemburuan sosial Karena rasa ingin cepat menyelesaikan masalah DAFTAR PUSTAKA Dra. Kun Maryati & Juju Suryawati Sosiologi jilid I untuk SMU kelas 2, Esis, Jakarta, 2001. Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi jilid 1 untuk SMU, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1996. Drs. Lukman Hakim & Dra. E. J. Ningsih, Sosiologi untuk SMU kelas 2, PT. Grafindo Media Pratama, Jakarta, 1997. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, CV Rajawali, Jakarta, 1984. Mohamad Anwar, Pegangan Sosiologi untuk kelas 2 SMU, Armico, Bandung, 1999. M. Sitorus, Berkenalan Dengan Sosiologi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000. Kusmono Hadi, Sudjarwati, Andi Mulya, Sosiologi Suatu Pendekatan-Baru, Piranti, Jakarta, 2002. Itulah ulasannya Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan Terima kasih. Baca juga refrensi artikel terkaitnya disini Pengertian Dan Faktor Penyebab terjadinya Kesenjangan Sosial Beserta Cara Mengatasinya Terlengkap Pengertian Dan Faktor Terjadinya Interaksi Sosial Terlengkap Pengertian Dan Sifat Pengendalian Sosial Terlengkap Pengertian Dan Karakteristik Perubahan Sosial Menurut Para Ahli Pengertian, Macam Dan Faktor Penyebab Konflik Sosial Beserta Dampaknya Terlengkap Jenis Pengendalian Sosial Beserta Penjelasannya Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari PerilakuPenyimpangan Sosial siwa Terhadap Pelanggaran Tata Tertib Di Sma Negerl 4 Bulukumba.penyimpangan perilaku akan selalu ada dan terjadi disetiap kelompok masyarakat.Namun, dengan mempelajari penyebab penyimpangan itu sendiri kita bisa meminimalisir tindakan penyimpangan itu sendiri.Dalam kasus ini peraturan yang diberlakukan bagi siswa PENGERTIAN PENYIMPANGAN SOSIAL Dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai adanya perilaku yang menyimpang. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Perilaku yang menyimpang mengakibatkan terjadinya pelanggaran. Pelanggaran tersebut terjadi karena seorang individu atau kelompok tidak bisa bersosialisasi secara sempurna. Hal tersebut menyebabkan individu atau kelompok terjerumus ke dalam pola perilaku yang menyimpang. Dengan kata lain, terjadilah penyimpangan sosial dalam kehidupan. Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut dengan deviasi deviation, sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut divian deviant. Pada masyarakat tradisional penyimpangan jarang sekali terjadi dan dapat dikendalikan. Sebaliknya, pada masyarakat modern, penyimpangan dirasa semakin banyak dan bahkan seringkali menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pihak lainnya. Salah satu bentuk penyimpangan adalah penyimpangan sosial. Seperti halnya kebudayaan yang bersifat relatif maka penyimpangan sosial juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan sosial sangat tergantung pada nilai dan norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah laku dapat dikatakan menyimpang oleh suatu masyarakat, namun belum tentu dianggap menyimpang oleh masyarakat lain yang memiliki norma dan nilai yang berbeda. Pengertian penyimpangan sosial sangat beragam. Berikut ini pengertian penyimpangan sosial yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. James W van de Zanden, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi. Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar, Terjemahan. Robert Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang dalam buku materi pokok pengantar sosiologi. Penyimpangan sosial terlihat dalam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang disebut nonkonformitas. Jadi, pada dasarnya perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang atau sifat sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat atau kelompok, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda maka hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya pola-pola perilaku yang berlainan. Tidak semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini berarti gagalnya proses sosialisasi sehingga cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah dan menyimpang. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut. Perbedaan status kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi. Banyaknya pemuda putus sekolah drop out dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain. Keluarga yang berantakan broken home dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan¬kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas. TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai berikut Teori Anatomi Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar. Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan standar. Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk meyempurnakan tata nilai yang lama dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks ini terjadi inovasi nilai. Inovasi adalah suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya tetapi menolak cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Teori Pengendalian Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut. Untuk mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya masyarakat melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap lembaga dasar masyarakat. Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar dengan masyarakat, akan semakin baik karena bisa menghayati norma sosial yang dominan yang berlaku dalam masyarakat. Teori Reaksi Sosial Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan sekunder. Seseorang yang tertangkap basah mencuri, dan kemudian diberitakan di media massa sehingga khalayak umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus ia tanggung adalah adanya stigma atau cap dari lingkungannya yang mengklasifikasikannya sebagai penjahat. Cap sebagai residivis itu biasanya sifatnya abadi. Kendati orang tersebut telah menebus kesalahannya yang diperbuat tadi, yaitu dengan dipenjara, namun hal itu tidak cukup efektif untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat akan dirinya. Teori Sosialisasi Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang. Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut. Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat. Penghuni berstatus ekonomi rendah. Kondisi perkampungan yang sangat buruk. Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi. Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal 1938, menemukan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal dan wajar. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak sempurna Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, dan media massa. Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang tua dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh agen di sekolah. Contoh Perilaku yang dilarang oleh keluarga dan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos, merokok, berkelahi, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok pergaulan dan media massa. Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan PERILAKU MENYIMPANG SEBAGAI HASIL PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI SUB KEBUDAYAAN MENYIMPANG Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang. Contoh seorang anak dibesarkan pada lingkungan yang menganggap perbuatan minum-minuman keras, pelacuran, dan perkelahian sebagai hal yang biasa, maka anak tersebut akan melakukan perbuatan menyimpang yang serupa. Menurut ukuran masyarakat luas, perbuatan anak tersebut jelas bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, maka perbuatan anak tersebut dapat dikategorikan menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara sederhana anomi diartikan sebagai suatu keadaan di masyarakat tanpa norma. Konsep anomi yang dikemukakan oleh Emilie Durkheim adalah keadaan yang kontras antara pengaruh subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat. Seakan-akan tidak mempunyai aturan-aturan untuk ditaati bersama. Keadaannya menjadi chaos atau kekacauan yang sulit diatasi. Padahal cukup banyak aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam masyarakat yang disebut konformitas. Jika aturan ini dilanggar disebut deviasi. Apabila pelanggaran sudah dianggap biasa, karena toleransinya pengawasan sosial, penyimpangan itu akhirnya menjadi konformitas. Contoh perbuatan menyuap seakan-akan menjadi konformitas, dan perbuatan siswa mencontek pada waktu ulangan. Menurut Robert K. Merton keadaan anomi dapat menyebabkan penyimpangan sosial. Dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi individu-individu belajar mengenal tujuan-tujuan penting dalam kebudayaan dan juga mempelajari cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan budaya tersebut. Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu konformitas, inovasi ritualisme, pengasingan diri, dan pem-berontakan. 1. Konformitas Konformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh seseorang yang ingin lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil tidak memakai joki atau contek, tetapi dengan cara belajar sungguh-sungguh. Belajar merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan yang disetujui dan sudah melembaga dalam masyarakat, sedangkan menjadi PNS merupakan tujuan yang sesuai dengan nilai budaya. Sikap konformitas ini bukan merupakan keadaan anomis. 2. Inovasi Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Contoh masyarakat mendorong semua anggota masyarakat untuk memperoleh kekayaan yang melimpah. Namun, kenyataannya hanya beberapa orang yang berhasil memperoleh dengan menggunakan cara-cara yang disetujui. Mereka melihat betapa kecilnya kemungkinan untuk berhasil jika mematuhi peraturan, maka mereka berupaya untuk melanggar peraturan yang ada misalnya korupsi. 3. Retualisme Retualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contoh sikap seenaknya dan berbincang ā bincang dengan temannya pada waktu upacara. Hal ini menandakan bahwa ia telah melupakan makna upacara. 4. Pengasingan Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya. Contoh seseorang yang menjadi pemabuk berat karena frustasi, sehingga dia tidak memperhatikan keluarga, dan pekerjaan. Ia mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal. 5. Pemberontakan Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan dan cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain. Contoh kaum revolusioner. CONTOH PENYIMPANGAN SOSIAL Ada berbagai jenis penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga ataupun masyarakat. Berikut ini beberapa contoh penyimpangan sosial, antara lain yaitu penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, perilaku seksual di luar nikah, perilaku kriminal, dan homoseksualitas. Penyalahgunaan Narkotika Penyalahgunaan narkotika dengan dosis teratur dapat bermanfaat seperti untuk keperluan kesehatan, yaitu suntikan dalam proses pembedahan atau pada operasi¬operasi sehingga orang tidak merasakan sakit ketika dilaksanakan suatu operasi. Namun, penggunaan dengan dosis melampaui ukuran normal dapat menimbulkan efek negatif, yakni overdosis. Dalam kondisi seperti ini orang akan mengalami penurunan kesadaran, yaitu setengah sadar dan ingatannya menjadi kacau. Menurut hasil penelitian ilmiah Dr. Graham Baliane psikiater, mengemukakan bahwa alasan seorang remaja yang menggunakan narkotika adalah membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya; menunjukkan tindakan yang menentang otoritas orang tua, guru, dan norma sosial; mempermudah penyaluran perilaku seks; melepaskan diri dari kesepian; mencari dan menemukan arti hidup; mengisi kekosongan; menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup; mengikuti kawan-kawan, karena tidak ingin dikatakan sebagai pecundang; sekadar iseng-iseng dan didorong rasa ingin tahu. Penyalahgunaan narkotika dan zat-zat lain yang sejenisnya merupakan perbuatan yang merusak dengan segala akibat negatifnya. Seseorang yang sudah merasa tergantung akan narkotika bisa merugikan diri sendiri dan hancurnya kehidupan masa depan. Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius, antara lain sebagai berikut. Candu dan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somniferum. Morfin merupakan zat yang diper¬oleh dari candu. Umumnya morfin berwarna putih dan berwujud bubukan serta berasa pahit. Jenis lainnya adalah heroin dan kokain. Alkohol mempunyai sifat me¬nimbulkan gangguan pada susunan saraf. Apabila diminum pada awalnya akan merasa senang, akan tetap lama kelamaan dapat me¬nimbulkan kesadarannya merendah, badan terganggu dan lain sebagainya. Kokain diperoleh dari tumbuhan Erythroxylon coca, termasuk jenis tumbuhan semak yang tingginya 2 cm. Daunnya mengandung zat pembius, banyak dipakai untuk operasi. Ganja atau mariyuana diperoleh dari tumbuhan yang bernama Canabis Sativa. Cocok di daerah tropis dan sub tropis. Kafein yang terkandung dalam kopi memengaruhi susunan saraf dan jantung. LSD Lusergic acid Diethylamide dapat menyebabkan halusinasi atau bayangan dengan bermacam-macam khayalan. Tembakau mengandung racun nikotin yang keras. Nikotin merangsang susunan urat saraf sehingga dapat menimbulkan ketagihan. Perilaku Seksual di Luar Nikah Adanya gambar-gambar porno baik itu di media cetak dan media elektronik dapat mendorong timbulnya perilaku seksual di luar nikah. Hubungan seksual di luar pernikahan dianggap sebagai pelanggaran norma, baik itu norma agama maupun norma sosial yang ada. Oleh karena itu, sejak dulu manusia telah membuat seperangkat aturan tata nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan perilaku seksual, agar fungsi reproduksi manusia dapat berlangsung tanpa mengganggu ketertiban sosial. Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah penyakit AIDS. AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya virus yang dapat merusak jaringan tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan kematian. Virus tersebut lebih dikenal dengan nama HIV Human Immuno Deciency Virus. Virus ini adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia yang mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah diserang penyakit. Virus HIV dapat menular lewat tranfusi darah, pencangkokan organ tubuh, pemakaian jarum suntik secara berlebihan, hubungan seks tidak aman, dan lain-lain. Secara umum tanda-tanda seseorang terkena penyakit AIDS, yaitu sebagai berikut. Demam tinggi lebih dari satu bulan. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat. Diare lebih dari satu bulan. Batuk berkepanjangan lebih dari satu bulan. Perilaku Kriminal Lainnya Perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan juga termasuk dalam perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai tanggung jawab sosial. Pelakunya dapat dikenai hukuman mati, penjara, atau pencabutan hak-hak oleh negara. Sanksi yang tegas tersebut dimaksudkan untuk menekan dan mengendalikan tindakan kriminal yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Pada dasarnya kriminalitas adalah semua bentuk perilaku warga masyarakat yang telah dewasa dan bertentangan dengan norma-norma hukum, terutama adalah hukum pidana. Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya kriminalitas, yaitu dengan adanya kepincangan sosial, tekanan mental, dan kebencian. Bisa juga karena adanya perubahan masyarakat dan kebudayaan yang cepat tetapi tidak dapat diikuti oleh seluruh anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Homoseksualitas Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama jenis kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan homoseksualitas bertentangan dengan norma sosial dan norma agama. Kenakalan Remaja Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial karena remaja sebagai generasi penerus terperosot ke arah perilaku negatif. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan antisocial yang dilakukan oleh remaja, bila hal ini dilakukan orang dewasa termasuk tindak kejahatan. Pendapat lain menyatakan bahwa semua perbuatan penyelewengan norma yang menimbulkan kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja. Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara 12 tahun sampai dengan 18 tahun serta belum menikah. Perkelahian Pelajar Perkelahian pelajar sebenarnya termasuk dalam kenakalan remaja karena merupakan bentuk perilaku menyimpang. Perilaku semacam ini sering disebut dengan istilah tawuran. Tawuran berbeda dengan per-kelahian satu lawan satu. Perkelahian satu lawan satu tidak mendatangkan akibat luas, bahkan sebagian masyarakat menganggap sebagai lambing sportivitas dan kejantanan. Perkelahian pelajar berkaitan dengan krisis moral akrena tindakannya berlawanan dengan norma agama atau norma sosial. Biasanya para pelajar yang terlibat perkelahian tidak memikirkan risiko yang akan ditanggung kemudian. Tindak Kenakalan Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya. Penyimpangan Budaya Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain. Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain a. Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. b. Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb. Sumber Perilaku Menyimpang Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi. Jakarta Grafindo Persada.
ABSTRAK Sosialisasi merupakan proses yang pasti dilewati seorang manusia. Sosialisasi berawal sejak dari kecil. Dengannya manusia mempelajari sikap, ide, dan pola perilaku yang diterima secara sosial dari hubungan dengan orang lain dan kemudian manusia akan mengambil peranan yang menentukan pola tingkah laku sosialnya yang sesuai dengan status dalam berbagai kelompok sosial.
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian deviant. Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas. Ada beberapa definisi perilaku menyimpang menurut sosiologi, antara lain sebagai berikut 1. James Vender Zender Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang. Bruce J Cohen Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Robert Lawang Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan oleh frekuensi dan kadar penyimpangan. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpan Penyimpangan sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna Karena ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan yang tidak pantas. Ini terjadi karena seseorang menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna dimana agen-agen sosialisasi tidak mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Contohnya seseorang yang berasal dari keluarga broken home dan kedua orang tuanya tidak dapat mendidik si anak secara sempurna sehinga ia tidak mengetahui hak-hak dan kewajibanya sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Perilaku yang terlihat dari anak tersebut misalnya tidak mengenal disiplin, sopan santun, ketaatan dan lain-lain. Penyimpangan karena hasil proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang Subkebudayaan adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan. Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang bertentangan dengan tata tertib masyarakat. Contoh kelompok menyimpang diantaranya kelompok penjudi, pemakai narkoba, geng penjahat, dan lain-lain. Penyimpangan sebagai hasil proses belajar yang menyimpang Proses belajar ini melalui interaksi sosial dengan orang lain, khususnya dengan orang-orang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman. Penyimpangan inipun dapat belajar dari proses belajar seseorang melalui media baik buku, majalah, koran, televisi dan sebagainya. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang Penyalahgunaan Narkoba Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Dampak negatif yang ditimbulkan akan menyebabkan berkurangnya produktivitas seseorang selama pemakaian bahan-bahan tersebut bahkan dapat menyebabkan kematian. Menurut Graham Baliane, ada beberapa penyebab seseorang remaja memakai narkoba, antara lain sebagai berikut Mencari dan menemukan arti hidup. Mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual. Menunjukkan tindakan menentang otoritas orang tua, guru, dan norma-norma sosial. Membuktikan keberanianya dalam melakukan tindakan berbahaya seperti kebut-kebutan dan berkelahi. Melepaskan diri dari kesepian. Sekedar iseng dan didorong rasa ingin tahu. Mengikuti teman-teman untuk menunjukkan rasa solidaritas Menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup. Mengisi kekosongan, kesepian, dan kebosanan. Penyimpangan seksual Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Penyebab penyimpangan seksual antara lain adalah pengaruh film-film porno, buku dan majalah porno. Contoh penyimpangan seksual antara lain sebagai berikut Perzinahan yaitu hubungan seksual di luar nikah. Lesbian yaitu hubungan seksual yang dilakukan sesama wanita. Homoseksual adalah hubungan seksual yang dilakukan sesama laki-laki. Pedophilia adalah memuaskan kenginan seksual dengan menggunakan kontak seksual dengan anak-anak. Gerontophilia adalah memuaskan keinginan seksual dengan orang tua seperti kakek dan nenek. Kumpul kebo adalah hidup seperti suami istri tanpa nikah. Alkoholisme Alkohol disebut juga racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf. Orang yang mengkonsumsinya akan kehilangan kemampuan mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Sehingga seringkali pemabuk melakukan keonaran, perkelahian, hingga pembunuhan. Kenakalan Remaja Gejala kenakalan remaja tampak dalam masa pubertas 14 ā 18 tahun, karena pada masa ini jiwanya masih dalam keadan labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif. Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut. Lingkungan keluargayang tidak harmonis. Situasi yang menjemukan dan membosankan. Lingkungan masyarakat yang tidak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, seperti lingkungan kumuh dan penuh kejahatan. Penyimpangan Budaya Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan. Di Indonesia sendiri telah banyak terjadi counter culture. Meskipun tersembunyi, budaya tersebut terus mempunyai eksistensi dan pendukung yang cukup banyak. Dalam kaitannya terhadap pariwisata dapat dilihat dari kebiasaan orang Indonesia yang pada awalnya terbiasa dengan mengkonsumsi nasi sebagai makanan sehari-hari kemudian beralih kepada makanan fastfood atau kebiasaan orang Indonesia yang terbiasa dengan berkumpul dengan tetangga atau sanak keluarga dilingkungan sekitar tempat tinggal dan kemudian berpindah untuk berkumpul di cafe-cafe atau sejenisnya. Yang lambat laun akan menjadikan pribadi yang individualisme. Pada contoh lain misalnya klub motor yang khas sekali budaya luar yang bukan asli Indonesia telah di ākontaminasikanā kepada kebiasaan budaya Indonesia atau contoh lain juga terdapatnya komunitas punk, skinhead, mods, hippie, reggae ataupun budaya lainnya yang tanpa disadari merupakan budaya penanding counter culture terhadap budaya setempat. Bukannya hanya pada idealisasi musik atau pada tatanan masyarakat, counter culture juga terjadi pada tatanan seni art di Indonesia. Faham counter culure biasanya di latar belakangi sebagai pengekspresian rasa ketidakpuasan terhadap apa yang terjadi maupun apa yang sudah sangat biasa dirasakannya budaya dominan. Tetapi pada dasarnya di Indonesia hal itu hanya sebagai akulturasi budaya dan bukan atau mungkin belum sebagai asimilasi budaya terhadap budaya asli. Mungkin pada suatu saat hal tersebut akan menjadi sebuah budaya baru yang akan mengisi berbagai kebudayaan di Indonesia yang lambat laun akan semakin hilang keasliannya. who knows? Budaya Punk Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London sekitar tahun 1970āan. Punk buaknnya hanya berarti gaya hidup atau fashion semata, tetapi sebuah ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Kemudian pada tahun 1980āan Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja atau buruh pabrik ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan āwe can do it ourselvesā yang artinya kerjakanlah oleh dirimu sendiri, yang dimaksudkan punk bersifat mandiri dan tidak dapat tergantung oleh orang lain. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama. Mudahnya, Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh. Sisi positif komunitas punk Gaya hidup modern yang murni meniru perilaku barat. Budaya ini sangat tren sekali, masyarakat sudah berubah menjadi masyarakat yang berorientasi hanya kepada materi semata. Terbukti dengan munculnya bermacam-macam FO Factory Outlet di bandung, munculnya tempat-tempat hiburan malam, tempat karoke dan lain-lain. Masyarakat hedonis, cenderung konsumtif. Mereka ingin membeli apa saja yang baru dan menjadi tren. Yang dijadikan pedoman tren mereka adalah apa yang saya namakan kepopuleran seseorang selebritis. Mereka meniru, memuja, dan ingin mirip dengan orang yang mereka puja, mereka akan melakukan apa saja untuk dapat menjadi seperti itu. Sehingga mereka mulai kehilangan jati diri masing-masing, mereka terlalu mengidolakan dan ingin menjadi seperti mereka. Budaya punk, sebagaimana yang kita tahu diatas, merupakan budaya yang memberontak terhadap hal-hal seperti ini. Mereka tidak setuju terhadap hedonisme yang hanya berorientasi pada materi yang tidak mempedulikan aspek-aspek sosial masyarakat. Maka mereka mulai membuat komunitas-komunitas punk, yang terkenal seperti komunitas punk di jalan dewi sartika. Mereka mulai melawan dengan menggunakan musik-musik underground yang keras dengan lirik yang berupa umpatan-umpatan terhadap penyimpangan yang terjadi. Situasi seperti ini dapat menimbulkan dua kemungkinan yaitu, sisi negatif dan sisi positif Negatif Terjadinya penurunan nilai budaya asli setempat ataupun percampuran nilai budaya luar terhadap budaya asli. Hilangnya budaya asli atau adat istiadat setempat dan dapat menghasilkan budaya baru. Terjadinya perbandingan atau āperlawananā counter attack terhadap budaya baru yang dapat menimbulkan pertentangan/perselisihan Positif Terciptanya masyarakat yang modern akibat terbukanya wawasan akan dunia luar. Karena terjadinya interaksi antara budaya asli dengan budaya luar sehingga terjadi keharmonisan yang dapat menjadikan informasi positif terhadap kedua budaya tersebut multikulturalisme. Menjadikan masyarakat yang dapat beradaptasi dan siap menghadapi keadaan global. Dapat disimpulkan bahwa percampuran dalam budaya tidak dapat dimaknai sebagai hal negatif atau positif, karena hal tersebut terlalu dinamis untuk disimpulkan dalam kebudayaan, yang menyangkut berbagai masyarakat yang mempunyai berbagai kebiasaan atau adata istiadat yang berbeda. Dan selanjutnya tergantung bagaimana kita sebagai inidividu dapat memaknainya. DAFTAR PUSTAKA Penyimpangan Sosial diakses 21 Desember 2015 Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Rineka Cipta. Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi. Jakarta Grafindo Persada. Penyimpangan Budaya diakses 21 Desember 2015
Perilakumenyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil dari intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak.
Desember 22nd, 2015 by putri novitasari Leave a reply Ā» A. Perilaku Menyimpang Fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat memang menarik untuk dibicarakan. Sisi yang menarik bukan saja karena pemberitaan tentang berbagai perilaku manusia yang ganjil itu dapat mendongkrak media massa dan ratting dari suatu mata acara di stasiun televisi, tetapi juga karena tindakan-tindakan menyimpang dianggap dapat mengganggu ketertiban masyarakat. Perilaku menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Menurut MZ. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dari sistem sosial dan mneimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang. Menurut Paul B. Horton Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat. Antropologi juga mempelajari perilaku menyimpang karena orang-orang yang berperilaku menyimpang cenderung mengabaikan nilai-nilai budaya kelompok atau masyarakatnya. Melalui nilai-nilai budaya maka akan diketahui karakteristik, tata aturan, dan kaidah-kaidah yang ada dalam kehidupan suatu masyarakat. Dengan demikian akan diketahui pula berbagai perilaku spesifik dari masing-masing kelompok dan berbagai perbedaan berperilaku di antara anggota-anggota masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk memahami āpenyimpanganā perilaku yang dilakukan oleh etnis atau kultur tertentu. B. Rangkaian Kejadian yang Menyebabkan Seseorang Melakukan Penyimpangan 1. Penyimpangan Primer Rangkaian pengalaman atau karier menyimpang seseorang dimulai dari penyimpangan-penyimpangan kecil yang mungkin tidak disadarinya. Jenis penyimpangan semacam itu disebut dengan penyimpangan primer. Penyimpangan jenis ini dialami oleh seseorang mana kala ia belum memiliki konsep sebagai penyimpang atau tidak menyadari jika perilakunya menyimpang. Bentuk penyimpangan primer ini biasanya dialami oleh seseorang yang tidak menyadari bahwa perilakunya dapat menjurus ke arah penyimpangan yang lebih berat. Sekelompok anak yang mengambil mangga dari pohon milik tetangga tanpa meminta izin terlebih dulu pada pemiliknya dianggap sebagai bagian dari kenakalan biasa, bukan suatu bentuk pencurian. Sepasang remaja yang sedang berpacaran dianggap tidak menyimpang sepanjang mereka tidak melakukan hubungan seks pranikah. 2. Penyimpangan Sekunder Penyimpangan yang lebih berat akan terjadi apabila seseorang sudah sampai pada tahap penyimpangan sekunder. Yaitu, suatu tindakan menyimpang yang berkembang ketika perilaku dari si penyimpang itu mendapat penguatan melalui keterlibatannya dengan orang atua kelompok yang juga menyimpang. Bentuk penyimpangan sekunder itu juga berasal dari hasil penguatan penyimpangan primer. Jadi, misalnya pada sekelompok anak yang menganggap mencuri mangga milik tetangga itu merupakan tindakan kenakalan biasa, dan mereka melakukan kegiatan itu berkali-kali hingga usia remaja dan yang dicuri tidak saja buah mangga tetangga, tetapi juga barang-barang berharga lainnya, maka tindakan negatif itu lama kelamaan menjadikan dirinya sebagai pencuri kelas kakap. Apalagi jika masyarakat membiarkan tindakan itu tanpa melakukan kontrol sosial atau memberi hukuman berat terhadap perilaku mereka. Demikian pula bila sepasang remaja yang sedang berpacaran dan terseret arus pergaulan bebas, menghalalkan hubungan seks pranikah, maka ada kecenderungan kuat, entah itu pada pihak perempuan maupun laki-lakinya, lebih mudah masuk ke dalam dunia prostitusi. C. Sub Kebudayaan Menyimpang Perilaku menyimpang tidak saja dilakukan secara perorangan tapi tak jarang juga dilakukan secara berkelompok. Penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok disebut dengan sub kebudayaan menyimpang. Sub kebudayaan adalah sekumpulan norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan, atau gaya hidup yang berbeda dari kultur dominan. Contoh sederhana yang dapat menunjukkan keberadaan berbagai sub kebudayaan adalah dalam dunia seni lukis. Para seniman yang beraliran ekspresionis memiliki keunikan tersendiri dalam menuangkan ide dan gaya lukisannya dibandingkan dengan pelukis yang beraliran naturalis. Bila pelukis naturalis lebih senang menggambar benda atau keadaan sesuai dengan aslinya, maka para penganut ekspresionis cenderung menggambarkan sesuatu menurut persepsi sang pelukis dan terkadang hasil lukisannya terkesan tak dimengerti orang lain. D. Teori Perilaku Menyimpang Anomie Teori anomie berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan akhirnya menjadi menyimpang. Pandangan tersebut dikemukakan oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an. 2. Teori Sosialisasi Teori ini menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Salah seorang ahli teori belajar yang banyak dikutip tulisannya adalah Edwin H. Sutherland. Ia menamakan teorinya dengan Asosiasi Diferensial. Menurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari sub kebudayaan atau di antara teman-teman sebaya yang menyimpang. 3. Teori Labeling Teori labeling menjelaskan penyimpangan terutama ketika perilaku itu sudah sampai pada tahap penyimpangan sekunder. Analisis tentang pemberian cap itu dipusatkan pada reaksi orang lain. Artinya ada orang-orang yang memberi definisi, julukan, atau pemberi label pada individu-individu atau tindakan yang menurut penilaian orang tersebut adalah negatif. Seseorang yang melakukan perilaku menyimpang berulang-ulang, di cap oleh masyarakat sekitar karena sering melakukan penyimpangan sosial. 4. Teori Kontrol Ide utama di belakang teori kontrol adalah bahwa penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Teori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum. Oleh sebab itu para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menaati hukum. 5. Teori Konflik Teori konflik lebih menitik beratkan analisisnya pada asal-usul terciptanya suatu aturan atau tertib sosial. Teori ini tidak bertujuan untuk menganalisis asal-usul terjadinya pelanggaran peratutan atau latar belakang seseorang berperilaku menyimpang. Perspektif konflik lebih menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompoknya. Karena kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok elite, maka kelompok-kelompok itu juga memiliki kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang dapat melayani kepentingan-kepentingan mereka. Sumber Dwi Narwoko, J., dan Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta Kencana. Previous Entry Materi Antropologi Kelas X Bab 3 Internalisasi Nilai-Nilai Budaya dalam Pembentukan Kepribadian dan Karakter Next Entry Ulasan Akhir 10 Blog SejawatPerbandinganpengaruh penggunaan terapi individu, terapi aktivitas kelompok dan kombinasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia di RSJ Prof Dr Soeroyo Magelang Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Perilaku Kekerasan.docx. by Rizka Jamara. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. Kumpulan lp
Perilaku menyimpang atau biasa dikenal dengan istilah penyimpangan sosial merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada di lingkungan masyarakat atau suatu kelompok maupun aturan yang telah diinstitusikan. Pada dasarnya, perilaku menyimpang sering kali dikaitkan dengan perbuatan maupun tindakan yang negatif. Akan tetapi, tahukah Grameds bahwa perilaku ini tidak selalu bernilai negatif? Ada beberapa perilaku menyimpang yang memiliki nilai positif karena salah satu ciri dari perilaku iniadalah dapat diterima dan bisa juga ditolak oleh kelompok atau masyarakat tertentu. Penasaran dengan penjelasannya? Bagaimana bentuk positif dan negatifnya? Simak penjelasan perilaku menyimpang secara lengkap berikut ini. Pengertian Perilaku Menyimpang Secara Umum dan Menurut Para Ahli1. Bruce J. Cohen2. Gillin3. Lewis Coser4. James Vander Zanden5. Paul B. Horton6. Robert Lawang7. Nasution8. Ronald A. Hardert9. Marshall B. Clinard dan Robert F. MeierBentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang1. Perilaku Menyimpang Berdasarkan Sifata. Perilaku menyimpang positifb. Perilaku menyimpang negatif1 Penyimpangan primer2 Penyimpangan sekunder2. Perilaku Menyimpang Berdasarkan Perilakua. Individual deviation atau penyimpangan individualb. Group deviation atau penyimpangan kelompokc. Combined deviation atau penyimpangan campuranPenyebab Perilaku Menyimpang1. Adanya Perubahan Nilai dan Norma Sosial2. Proses Sosialisasi yang Tidak Sempurna3. Teori Labeling4. Teori Anomie5. Teori Differential associationFaktor Penyebab Perilaku Menyimpang Menurut Casare Lombroso1. Faktor Biologis2. Faktor Psikologis3. Faktor Sosiologis Pengertian Perilaku Menyimpang Secara Umum dan Menurut Para Ahli Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada di masyarakat maupun di suatu kelompok atau bahkan aturan yang telah diinstitusikan, yaitu peraturan yang telah disepakati bersama dalam sistem sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, perilaku ini dapat didefinisikan sebagai tingkah laku, tanggapan maupun perbuatan yang dilakukan oleh seseorang pada lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma serta hukum yang ada di masyarakat. Menurut buku Psikologi Olahraga Pengembangan Diri dan Prestasi 2021 yang ditulis oleh Dian Permana dan Arif Fajar Prasetyo, merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai kepatutan dan nilai kesusilaan. Menurut buku Sosiologi Komunitas Menyimpang 2018 yang ditulis oleh Suardi Dwi J. Narwoko, perilaku menyimpang merupakan perilaku warga atau masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan tata aturan, kebiasaan maupun norma sosial yang berlaku. Dalam kehidupan bermasyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh adanya aturan atau norma untuk berperilaku atau berbuat sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat umum. Jika ada tindakan yang tidak sesuai dengan nilai maupun norma yang ada di masyarakat, maka tindakan tersebut disebut sebagai penyimpangan sosial atau anti sosial atau non konformitas. Contohnya, di tengah kehidupan masyarakat yang terkadang Grameds akan menjumpai tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Seperti siswa yang menyontek ketika ujian, mencuri, berbohong atau bahkan mengganggu siswa lainnya. Penyimpangan pada norma maupun nilai masyarakat tersebut disebut sebagai deviasi atau deviation. Sementara itu, pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut dengan devian atau deviant. Kebaikan dari perilaku ini disebut sebagai konformitas. Konformitas merupakan bentuk interaksi sosial yang di dalamnya ada seseorang yang berperilaku sesuai dengan harapan suatu kelompok. Perilaku ini juga didefinisikan oleh para ahli. Beberapa ahli, seperti Gillin, Bruce J. Cohen hingga Nasution mengemukakan pendapatnya tentang pengertian perilaku menyimpang. Berikut penjelasannya. 1. Bruce J. Cohen Menurut Bruce merupakan setiap perilaku atau perbuatan yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat maupun kelompok-kelompok tertentu di dalam masyarakat. 2. Gillin Menurut Gillin, merupakan perilaku yang menyimpang dari nilai sosial keluarga maupun norma yang ada di masyarakat dan menjadi penyebab memudarkan solidaritas kelompok atau ikatan kelompok. 3. Lewis Coser Lewis Coser berpendapat bahwa adalah salah satu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk menyesuaikan kebudayaan dengan adanya perubahan sosial. 4. James Vander Zanden Zenden mendefinisikan sebagai perilaku yang oleh sebagian besar orang dianggap sebagai hal yang tercela serta perbuatan yang berada di luar batas toleransi. 5. Paul B. Horton Horton mengutarakan pendapat bahwa penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai bentuk pelanggaran terhadap norma kelompok maupun norma yang ada di masyarakat. 6. Robert Lawang Penyimpangan sosial versi Robert Lawang merupakan semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem sosial serta menimbulkan sebuah usaha dari mereka yang memiliki wewenang dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. 7. Nasution Menurut Nasution, perilaku ini adalah perbuatan yang menyimpang serta bertentangan dengan nilai kebaikan yang berlaku di lingkungan masyarakat. 8. Ronald A. Hardert Perilaku menyimpang merupakan setiap tindakan yang melanggar keinginan bersama, sehingga perilaku tersebut dianggap menodai kepribadian kelompok dan pelaku akan diberikan sanksi tertentu. 9. Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier menjelaskan bahwa penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang berbeda, bergantung bagaimana cara seseorang memahami perilaku tersebut. Berikut empat sudut pandang yang dijelaskan oleh Clinard dan Meier. Pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan penyimpangan sosial sebagai segala bentuk perilaku yang bertolak belakang dari perilaku maupun tindakan yang umum dilakukan oleh masyarakat. Kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan penyimpangan sosial sebagai segala bentuk perilaku yang dianggap sebagai tindakan menyimpang norma atau aturan yang ada dari suatu kelompok maupun lingkungan masyarakat. Ketiga, sudut pandang dari para kaum reaktivis yang mendefinisikan penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang terjadi dikarenakan adanya tindakan seseorang atau individu yang mengakibatkan reaksi dari lingkungan masyarakat di mana ia berada. Keempat, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan penyimpangan sosial sebagai suatu tindakan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang karena melanggar norma maupun aturan yang ada di lingkungan masyarakat. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Perilaku ini dapat dibagi menjadi dua berdasarkan perilaku serta sifatnya. Berikut penjelasan bentuk-bentuknya. 1. Perilaku Menyimpang Berdasarkan Sifat Berdasarkan sifat terbagi menjadi dua macam, yaitu perilaku negatif dan perilaku positif. a. Perilaku menyimpang positif Perilaku positif adalah perilaku menyimpang yang memberikan maupun memiliki dampak positif pada kehidupan sosial, karena memiliki unsur yang inovatif dan ide yang muncul juga kreatif, sehingga dapat memperkaya wawasan masyarakat. Perilaku positif juga terarah terutama pada nilai yang ingin dicapai bersama maupun kepentingan sosial dan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Perilaku positif biasanya akan diterima oleh masyarakat, karena bentuk dari perkembangan dan penyesuaian zaman. b. Perilaku menyimpang negatif Perilaku negatif adalah kebalikan dari perilaku positif. Perilaku negatif akan memberikan dampak negatif pada sistem sosial, sebab memiliki unsur yang sifatnya merendahkan dan akan menyebabkan hal buruk terjadi, contohnya seperti pemerkosaan, perampokan maupun pencurian. Perilaku negatif dibedakan menjadi dua sesuai dengan sifatnya, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Berikut penjelasannya. 1 Penyimpangan primer Penyimpangan primer adalah penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang dan sifatnya hanyalah sementara dan tidak terus menerus. Penyimpangan primer memiliki sifat yang tidak terlalu signifikan serta tidak terlalu merugikan orang lain. 2 Penyimpangan sekunder Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seorang individu yang sifatnya nyata dan sering dilakukan dan memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri serta orang lain. Penyimpangan sekunder adalah suatu hal yang tidak dapat ditoleransi, sebab telah melanggar norma maupun peraturan yang ada, seperti hukum yang tertuang dalam UUD 1945. 2. Perilaku Menyimpang Berdasarkan Perilaku Bentuk perilaku menyimpang yang kedua adalah perilaku berdasarkan perilakunya. Bentuk penyimpangan sosial satu ini dibagi menjadi tiga macam yaitu penyimpangan campuran, penyimpangan kelompok dan penyimpangan individual. Berikut penjelasannya. a. Individual deviation atau penyimpangan individual Bentuk penyimpangan perilaku individu merupakan perilaku yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang yang tidak dapat mematuhi norma atau nilai yang berlaku pada suatu lingkungan. Contohnya adalah ketika ada seorang siswa yang sedang berbuat curang seperti mencontek ketika mengerjakan ujian, baik itu secara pribadi maupun mencontek hasil pekerjaan teman. b. Group deviation atau penyimpangan kelompok Penyimpangan kelompok adalah perilaku yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak dapat mematuhi norma atau nilai yang berlaku pada suatu lingkungan masyarakat dan biasanya didasarkan oleh perasaan serta dorongan secara kolektif. Contohnya adalah siswa Sekolah Menengah Atas secara berkelompok mengadakan balapan motor liar dan mengganggu lalu lintas jalan raya serta pengendara yang lain. c. Combined deviation atau penyimpangan campuran Perilaku campuran adalah perilaku menyimpang yang pada umumnya dilakukan oleh individu atau seseorang yang sudah menjadi bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi norma maupun nilai yang berlaku pada suatu lingkungan. Contohnya seperti seseorang yang memutuskan untuk bergabung dalam organisasi atau kelompok ekstrimis agama, sehingga pandangan individu tersebut menjadi tertutup dengan nilai yang ditanam oleh organisasi tersebut. Maka dari itu, penyimpangan campuran ini akan merugikan orang lain maupun kelompok agama yang memiliki pandangan berbeda dengan individu tersebut. Perilaku menyimpang bisa terjadi karena ada pemicu atau penyebab. Berikut adalah beberapa penyebab dari perilaku menyimpang. 1. Adanya Perubahan Nilai dan Norma Sosial Dengan perkembangan zaman, seringkali ada beberapa kelompok masyarakat yang kesulitan atau bahkan tidak dapat mengikuti perkembangan zaman tersebut. Jika hal itu terjadi maka dapat membuat norma maupun nilai yang mereka miliki menjadi berbeda dari masyarakat pada umumnya dan sering kali dikelompokkan menjadi orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang. Contohnya seperti orang-orang yang menyuarakan pendapatnya tentang emansipasi wanita, tetapi ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak setuju terhadap opini tersebut. Namun, karena perkembangan zaman, kelompok yang tidak setuju tersebut menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial. 2. Proses Sosialisasi yang Tidak Sempurna Penyebab kedua dari perilaku menyimpang adalah karena seorang individu tidak mendapatkan edukasi atau sosialisasi yang baik tentang norma dan nilai yang baik dan benar. Contohnya ketika ada seorang anak yang kurang mendapatkan pengetahuan dari orang tuanya dan hal ini tentu saja perlu dihindari. Sebab, keluarga adalah agen sosialisasi utama yang menjadi penentu penilaian dari anak tersebut. Jadi, ketika ada seorang anak yang tidak memiliki nilai maupun norma yang dipahami dengan baik, maka norma menyimpang akan dengan mudah tertanam dalam diri sang anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu menanamkan pengetahuan tentang norma yang benar dan baik. 3. Teori Labeling Teori labeling merupakan teori yang menggambarkan tentang penyimpangan yang terjadi ketika individu atau seseorang sudah dibentuk dengan stigma maupun cap negatif yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Contohnya adalah ketika dalam suatu lingkungan masyarakat, ada stigma di mana orang yang memiliki tato adalah orang yang jahat atau orang yang kurang baik, padahal tidak semua orang bertato memiliki sifat jahat. Akan tetapi, karena stigma tersebut, membuat individu yang memiliki tato menjadi terdorong untuk tidak peduli terhadap norma, sebab apapun yang ia perbuat akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif atau buruk. 4. Teori Anomie Teori anomie adalah teori yang menggambarkan tentang penyimpangan yang dapat terjadi ketika seorang individu atau kelompok tidak memiliki norma yang dapat mereka pegang serta dijadikan sebagai pedoman dalam hidup di suatu lingkungan masyarakat, sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang. Contohnya adalah ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki batasan tertentu. Ketika di tempatnya dahulu, orang tersebut harus pulang sebelum jam malam yaitu jam sepuluh malam. Namun saat ini, tidak ada peraturan yang mengatur tentang jam pulang, sehingga individu tersebut tidak mengetahui batasan yang membuat dirinya melakukan perilaku menyimpang. 5. Teori Differential association Penyebab kelima adalah teori yang menggambarkan tentang penyimpangan yang dapat terjadi ketika seorang individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang, apabila individu tersebut terus menerus berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat menyimpang. Contohnya ketika ada seseorang yang biasanya selalu masuk sekolah tepat waktu. Kemudian, orang tersebut bergaul dengan siswa lain yang memiliki kebiasaan sebaliknya. Oleh sebab itu, kebiasaan dari siswa yang biasa terlambat akan mengubah perspektif dari siswa yang rajin dan menganggap bahwa datang terlambat bukanlah hal buruk. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Menurut Casare Lombroso Ada tiga faktor utama yang menyebabkan perilaku menyimpang menurut Casare Lombroso yaitu seorang kriminolog asal Italia dan pendiri Mazhab Kriminologi Positivis Italia. Ketiga faktor utama dari penyebab perilaku menyimpang adalah faktor biologis, faktor sosiologis dan faktor psikologis. Berikut penjelasannya. 1. Faktor Biologis Faktor biologis dijelaskan oleh Lombroso sebagai si penjahat sejak lahir. Lombroso menjelaskan bahwa ada ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasikan seseorang ketika orang tersebut akan menjadi seorang penjahat atau tidak berdasarkan ciri fisiknya. Ciri fisik yang dimaksudkan oleh Lombroso adalah berupa bentuk seseorang di usia muda, atau bagaimana bentuk alis dari seseorang apakah menyambung atau tidak dan masih banyak lagi. 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis dijelaskan bahwa seorang individu yang akan melakukan perilaku menyimpang biasanya berkaitan erat dengan kepribadiannya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, contohnya seperti kepribadian yang retak atau individu tersebut memang memiliki kepribadian yang kemungkinan besar melakukan perilaku menyimpang atau karena faktor trauma dan lainnya. 3. Faktor Sosiologis Faktor sosiologis merupakan faktor seseorang yang akan melakukan perilaku menyimpang yang berkaitan erat dengan bagaimana individu tersebut melakukan sosialisasi dengan orang-orang yang kurang tepat. Lombroso menjelaskan bahwa seorang individu yang telah melakukan perilaku menyimpang akan sulit untuk berubah, sebab orang tersebut tidak memiliki norma yang berlaku di tengah masyarakat serta harus belajar kembali tentang bagaimana cara tidak melakukan perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang tentu saja akan memunculkan berbagai dampak positif maupun negatif bagi individu yang melakukannya atau masyarakat sekitar. Dampak positif dari perilaku menyimpang tentu saja akan mudah diterima oleh masyarakat. Sementara itu, dampak negatif akan membuat masyarakat menuntut pelaku mendapatkan sanksi yang sesuai. Apabila Grameds tertarik untuk mempelajari materi-materi ilmu sosial yang lain atau ingin mendalami materi perilaku menyimpang, maka Grameds dapat membuka wawasan dan mencari informasi dengan membaca buku. Buku-buku terkait perilaku menyimpang dan ilmu Sosiologi bisa Grameds dapatkan di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Khansa BACA JUGA Penyimpangan Sosial Bentuk, Contoh, Penyebab, dan Dampaknya Pengertian Stigma Faktor Pembentuk, Jenis, Dampak, dan Contohnya Pengertian & Jenis Pengendalian Sosial Preventif, Represif, Koersif Pengertian Prejudice Aspek, Jenis, dan Indikator Pelakunya Permasalahan Sosial Pengertian, Faktor, Penyebab, Dampak, dan Solusi ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien